MANUSIA Dan ALAM, KITA Dan DUNIA
Nama Rimba : La Sangiang
Oleh : IRDANSYAH. S.Pd
Tidak ada kelompok manusia yang lebih irasional dari para pendaki gunung. Di saat orang lain lebih senang bersantai di rumah, rebahan, malas-malasan, nongkrong bersama teman di kafe. Para pendaki gunung ini justru menyiksa diri mereka dengan mendaki gunung-gunung tinggi bahkan dengan resiko kehilangan nyawa. Sebenarnya apa sih yang melandasi tindakan irasional para pendaki gunung?
Lewat KOMUNIKASI PENDAKI WERA saya merasakan dan menikmati hal hal yang saya anggap irasional sebelumnya menjadi sebuah kepuasan hati ketika merasakan berbagai kondisi alam yang bahkan bisa dibilang irasional dengan segala fenomena alamnya yang membuat kita sadar bahwa Alam tidak bisa ditebak akan seperti apa , di kaki gunung cerah di atas gunung tidak tau akan terjadi apa dan bagaimana.
KOMPE-WERA merupakan kepanjangan dari KOMUNITAS PENDAKI WERA sebagai sebuah komunitas pendaki gunung, pemerhati alam dan penikmat alam skala kecamatan WERA namun meskipun KOMPE-WERA kemudian hadir sebagai komunitas atau kelompok bagi teman teman MAHASISWA Dan PEMUDA/PEMUDI WERA khususnya yang ingin merasakan bersentuhan langsung dengan alam, sebagai penikmat dan pemerhati alam. Saya punya pengalaman pahit terhadap kelompok mahasiswa pecinta ketika teman yang saya anggap sebagai saudara dirantuan menemui ajalnya ketika mengikuti proses diksar kelompok pecinta alam di kampusnya tapi itu adalah kisah masa lalu.
Kemudian saya bersyukur bisa mendapatkan kesempatan bergabung dengan KOMPE-WERA lewat KOMPE-WERA saya mengenal diri sendiri, teman bahkan alam semesta ini luas sehingga manusia sebagai khalifah di muka bumi perlu kiranya kita syukuri atas ciptaan tuhan dan jika alam dijaga maka alam akan memberikan keberkahan, namun jika alam dirusak maka percayalah alam akan merusak dunia. Berkat KOMPE-WERA saya bisa merasakan hal-hal yang irasional tentang alam dan gunung menjadi sebuah perasaan kekaguman akan nikmat tuhan untuk kita syukuri lewat gunung dan hutan ciptaannya.
Dengan saya bergabung dan melakukan berbagai aktivitas outdoor bersama KOMPE-WERA saya dapat menemukan yang tidak saya temukan di kota yaitu ketenangan. Perjalanan demi perjalanan yang membuat setiap pendaki menjadi lebih tau dan lebih mengerti tentang hidup dan lingkungan. Dibalik keringat dan rasa capek ketika mendaki gunung, selalu ada senyuman dan tawa yang menghibur di perjalanan. Itulah saya rasakan bersama KOMPE-WERA.
Harapanku dengan berbagai perasaan campur kita saat dalam perjalanan, istirahat, dan dalam tenda tidak akan kita lupakan bersama KOMPE-WERA hadir Canda, tawa dan keceriaan saat melakukan pendakian bareng teman-teman itu tidak akan bisa dibeli dengan apapun, kenangan menjadi sebuah cerita yang dikenang.
#komunitaspendakiwera #kompewera
Oleh : IRDANSYAH. S.Pd
Tidak ada kelompok manusia yang lebih irasional dari para pendaki gunung. Di saat orang lain lebih senang bersantai di rumah, rebahan, malas-malasan, nongkrong bersama teman di kafe. Para pendaki gunung ini justru menyiksa diri mereka dengan mendaki gunung-gunung tinggi bahkan dengan resiko kehilangan nyawa. Sebenarnya apa sih yang melandasi tindakan irasional para pendaki gunung?
Lewat KOMUNIKASI PENDAKI WERA saya merasakan dan menikmati hal hal yang saya anggap irasional sebelumnya menjadi sebuah kepuasan hati ketika merasakan berbagai kondisi alam yang bahkan bisa dibilang irasional dengan segala fenomena alamnya yang membuat kita sadar bahwa Alam tidak bisa ditebak akan seperti apa , di kaki gunung cerah di atas gunung tidak tau akan terjadi apa dan bagaimana.
KOMPE-WERA merupakan kepanjangan dari KOMUNITAS PENDAKI WERA sebagai sebuah komunitas pendaki gunung, pemerhati alam dan penikmat alam skala kecamatan WERA namun meskipun KOMPE-WERA kemudian hadir sebagai komunitas atau kelompok bagi teman teman MAHASISWA Dan PEMUDA/PEMUDI WERA khususnya yang ingin merasakan bersentuhan langsung dengan alam, sebagai penikmat dan pemerhati alam. Saya punya pengalaman pahit terhadap kelompok mahasiswa pecinta ketika teman yang saya anggap sebagai saudara dirantuan menemui ajalnya ketika mengikuti proses diksar kelompok pecinta alam di kampusnya tapi itu adalah kisah masa lalu.
Kemudian saya bersyukur bisa mendapatkan kesempatan bergabung dengan KOMPE-WERA lewat KOMPE-WERA saya mengenal diri sendiri, teman bahkan alam semesta ini luas sehingga manusia sebagai khalifah di muka bumi perlu kiranya kita syukuri atas ciptaan tuhan dan jika alam dijaga maka alam akan memberikan keberkahan, namun jika alam dirusak maka percayalah alam akan merusak dunia. Berkat KOMPE-WERA saya bisa merasakan hal-hal yang irasional tentang alam dan gunung menjadi sebuah perasaan kekaguman akan nikmat tuhan untuk kita syukuri lewat gunung dan hutan ciptaannya.
Dengan saya bergabung dan melakukan berbagai aktivitas outdoor bersama KOMPE-WERA saya dapat menemukan yang tidak saya temukan di kota yaitu ketenangan. Perjalanan demi perjalanan yang membuat setiap pendaki menjadi lebih tau dan lebih mengerti tentang hidup dan lingkungan. Dibalik keringat dan rasa capek ketika mendaki gunung, selalu ada senyuman dan tawa yang menghibur di perjalanan. Itulah saya rasakan bersama KOMPE-WERA.
Harapanku dengan berbagai perasaan campur kita saat dalam perjalanan, istirahat, dan dalam tenda tidak akan kita lupakan bersama KOMPE-WERA hadir Canda, tawa dan keceriaan saat melakukan pendakian bareng teman-teman itu tidak akan bisa dibeli dengan apapun, kenangan menjadi sebuah cerita yang dikenang.
#komunitaspendakiwera #kompewera
Saya tidak temukan poin yang bersentuhan secara naluri dengan topik.
BalasHapus